Minggu, 07 Mei 2017

Menelusuri Arsitektur Vernakular NTT seri I

Sinopsis:

Karya arsitektur vernakular nusantara perlu digali aspek intelektualitasnya, agar kita memahami bagaimana kecerdasan nenek-moyang menciptakan karya arsitektur bagi dirinya. Upaya menelusiri dan memahami arsitektur nusantara merupakan satu tahapan penting agar dapat dijumpai spirit dan intelektualitas di balik karya arsitektur vernakular nusantara. Kalangan arsitek harus mampu menemukan dan memahai secara sungguh-sungguh tentang arsitektur vernakular sebagai bagian dari pusaka arsitektur di Indonesia.

Menelusuri keragaman budaya arsitektur merupakan tugas dan kewajiban anak bangsa agar harta warisan bangsa mendapat tempat yang selayaknya dalam arus kehidupan bangsa Indonesia. Pepatah “Tak Kenal maka Tak Sayang”, layaknya berlaku dalam upaya menelusuri harta pusaka bangsa ini agar keberadaannya benar-benar bermanfaat serta lestari sepanjang masa.

Menelusuri adalah aktivitas mencari jejak dan keberadaan karya arsitektur vernakular yang perlu ditemukan kembali dan dipahami. Artinya, kata kunci yang harus dipegang adalah APA dan BAGAIMANA keberadaan karya arsitektur vernakular di Indonesia. Usaha menelusuri harta karun Arsitektur Nusantara itu harus menjadi gerakan yang terus menerus dikerjakan tanpa henti, baik yang berorientasi ke masa lalu, masa kini dan masa depan.



Spesifik Buku:

Judul Buku     :    Menelusuri Arsitektur Vernakular NTT seri I
Penulis           :    Benediktus Boli, Herman Fl. Harmans, Ignatius Herliyatno, Kristiana Bebhe, Reginaldo Ch. Lake
Editor              :    Reginaldo Ch. Lake
Pengantar        :    Dr. Ir. Y. Djarot Purbadi, MT
Penerbit           :    Rumah Kayu
ISBN              :    978-602-6222-01-5





Tebal               :    151 hal. (21 x 14.8), Berwarna
Cetakan           :    2016

.

Rabu, 24 Juni 2015

Buku Gramatika Arsitektur Vernakular Suku Atoni Di Kampus Adat Tamkesi Di Pulau Timor NTT

Gramatika Arsitektur Vernakular Suku Atoni di Kampung Adat Tamkesi Di Pulau Timor... 
Arsitektur tradisional sering direpresentasikan sebagai arsitektur vernakular yang masih memegang nilai-nilai adat dan budaya yang berhubungan dengan identitas lokal. Seperti nilai kepercayaan yang bersifat unik dan dipunyai oleh suatu masyarakat tertentu yang berakar dari tempat tertentu pula. Identitas bangunan arsitektur tradisional ini mempunyai beberapa ciri yang dapat dilihat secara visual. Ciri-ciri ini hampir semuanya dapat ditemukan di beberapa daerah di wilayah nusantara, namun adakalanya beberapa tempat sedikit mempunyai perbedaan. Artinya lokalitas yang berbeda tentunya memiliki ciri arsitektur yang berbeda pula. Perbedaan inilah yang memberikan keunikan tersendiri pada bangunan asitektur vernakular di kampung adat Tamkesi bagian dari Suku Antoni, yang antara lain dapat dilihat dari orientasi, bentuk, dan bahan bangunan serta konsep religi yang melatarbelakanginya.


Bahasan mengenai gramatika arsitektur pada masyarakat Suku Atoni yang diangkat dalam buku ini, adalah bagian dari arsitektur masyarakat adat Tamkesi di Biboki Selatan, wilayah Timor Tengah Utara. Arsitektur vernakular Tamkesi ini memiliki hal-hal yang sangat spesifik yang masih bertahan hingga kini. Dengan perubahan pola permukiman yang cukup relevan dapat dilakukan penelusuran dalam bentuk sebuah kajian, yang pendekatannya dilakukan dengan cara memahami bentuk, makna dan ruang arsitektur vernakular Tamkesi yang hasilnya tentu semakin lebih jelas. Dari penelusuran ini akhirnya didapatkan bahwa konsep bermukim serta tata ruang permukiman venakular Tamkesi mempunyai konsep relasi yang sangat spesifik, yaitu dengan persaudaraan etnik/suku, spiritual, ketaatan tradisi, hubungan antara manusia dengan alam khas Tamkesi.

Buku yg membahas pola bahasa ruang wujud arsitektur vernakular dari sudut pandang teori fenomenologi-Schulz dan ordering principles (pola penataan arsitektur)-Salura
Penerbit Cv. SunRise Yogyakarta.... Prakata: Prof. Ir. Antariksa Sudikno, M.Eng., Ph.D
ISBN: 978-602-1062-40-1


Sabtu, 21 Februari 2015

Buku Arsitektur Vernakular Wologai-Ende


Komunitas terpencil wilayah paling Timur Ende di dekat danau kelimutu adalah bukti
norma budaya leluhur WAWO.
Inilah Wologai-Lepembusu merupakan situs perkampungan adat yang masih lestari
hingga sekarang. Pola perkampungan cluster ini telah melahirkan ritual-ritual adat,
kesenian budaya dan wujud arsitektur vernakular yang sangat eksotis.
Peran mosalaki-mosalaki di kampung inilah yang menjadi penyambung budaya Wologai.
Deretan sa’O-sa’O yang mengitari keda, tubu musu kanga menjadi saksi monumental
peradaban sejarah Lepembusu.
Balutan batu kubur, beralaskan batu megalit dengan setia menjaga keutuhan warisan
WAWO di kaki gunung Lepembusu.
Dengan kesan inilah tercipta :
”Wologai, Eksotisme Vernakular di kaki gunung Lepembusu”.